banner

Visi

Menjadi fakultas yang unggul dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan bertauhid dan berkarakter Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah, serta berdaya saing Nasional maupun Internasional.

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), berlandaskan nilai-nilai tauhid dan karakter Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah.
  2. Melaksanakan penelitian yang inovatif dan kontributif dalam bidang pendidikan matematika, pendidikan bahasa Inggris, dan pendidikan agama Islam, serta bidang-bidang lain yang relevan, untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan Masyarakat.
  3. Mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat melalui program-program yang berkelanjutan dan berdampak positif, khususnya dalam bidang pendidikan dan keagamaan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal.
  4. Mengembangkan sumber daya manusia (dosen dan tenaga kependidikan) yang kompeten, profesional, dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
  5. Membangun kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat.

Program Studi

tmtkpaitbi

Berita & Pengumuman

gambar

kampusJumat, 16 Agustus 2024

Curriculum Review with Wales Young Institute

Institut Alif Muhammad Imam Syafi'i melakukan benchmarking kurikulum internasional ke Wales Young Institute kanada, Kamis (15/8/2024). Berdasarkan rilis yang disampaikan Kaprodi Tadris Bahasa Inggris, Mrs Emy Rahmawati, Bahwa benchmarking kurikulum internasional ini bertujuan untuk mengupgrade kurikulum TBI (Tadris Bahasa Inggris) sebagai upaya planning inovasi sistem dan tata menejemen kurikulum. Selain itu, kegiatan yang berlangsung hybrid ini dilaksanakan untuk memperbaiki strategi Inamis untuk mendapatkan data, wawasan global, pengetahuan kebahasaan tentang study language di Wales Young Institute kanada. Pihak Wales Young Institute Dimotori langsung oleh foundernya yakni Jacob Hari A dan kegiatan benchmarking ini dibuka oleh Dr KH Darmawan MHI selaku rektor INAMIS, serta dihadiri oleh seluruh civitas akademika institut Alif Muhammad Imam Syafi'iPada kesempatan tersebut, Mr Jacob Hari A menerangkan bahwa kurikulum yang diterapkan tidak terlepas dari proses perancangan awal yang melibatkan akademisi, dan banyak pihak lainnya. starting points dalam pengembangan budaya akademik mahasiswa diantaranya adalah dengan dilakukannya Survei Study dimana mahasiswa dilibatkan secara langsung terkait proses pengalaman akademik, lalu melakukan pratest dan postest dengan instrumen yang terukur. Ia juga menjelaskan kurikulum yang dirancang harus terstruktur, sistematis dan komprehensif dengan memperhatikan semua unsur educational, Language, culture, sosiologis dan lain lain yang akan membuat komposisi dalam kurikulum itu semakin baik. Jacob Hary A juga menambahkan penjelasan tentang latar belakang ia mendirikan kampus di Kanada, ia melihat realitas bahwa kuliah yang mahal membuat anak dibawah ekonomi menengah kebawah harus mengubur mimpinya untuk tidak bisa atau sulit melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kaprodi Tadris Bahasa Inggris Mrs.Emy Rahmawati menambahkan bahwa kurikulum di TBI akan selalu Adaptif Dengan Perkembangan yang ada.

gambar

kampusSabtu, 31 Mei 2025

Himpunan Mahasiswa Tadris Matematika (HIMATIKA) INAMIS menggelar kegiatan daring perdana bertajuk "VECTOR" (Voice of Education: Collaboration, Thoughts, Opinions, and Reflection)

Lamongan, 31 Mei 2025 - Himpunan Mahasiswa Tadris Matematika (HIMATIKA) INAMIS sukses menggelar kegiatan daring perdana bertajuk "VECTOR" (Voice of Education: Collaboration, Thoughts, Opinions, and Reflection) melalui siaran langsung di Instagram. Kegiatan ini menjadi ruang diskusi edukatif yang dikemas dalam bentuk podcast santai namun penuh inspirasi. Mengangkat tema "Membangun Kepercayaan Diri untuk Meraih Mimpi", podcast ini menghadirkan narasumber istimewa, Ibu Nor Amalliyah, S.Si., M.Pd., yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta merupakan dosen Tadris Matematika. Acara ini dipandu oleh moderator berbakat Nur Laella Romadhoni, yang mampu menjaga suasana diskusi tetap hidup dan menarik. Meski merupakan gelaran perdana, VECTOR disambut dengan antusias luar biasa oleh para mahasiswa dan penonton dari berbagai kalangan. Interaksi hangat terjadi selama siaran berlangsung, dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif dari peserta yang menunjukkan betapa tema ini sangat relevan dan menyentuh kehidupan mahasiswa saat ini. Dalam sesi podcast, Ibu Nor Amalliyah membagikan pengalaman pribadi dan motivasi yang membangun semangat audiens untuk lebih percaya diri dan terus mengejar impian. Beliau menekankan pentingnya mengenali potensi diri, tidak takut gagal, serta terus belajar dari pengalaman hidup. Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti jalannya acara, ditambah dengan gaya penyampaian narasumber yang komunikatif dan membumi, membuat podcast ini terasa seperti obrolan hangat yang menginspirasi. Dengan kesuksesan pelaksanaan perdananya, VECTOR diharapkan dapat menjadi program rutin HIMATIKA INAMIS yang terus memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar, berbagi, dan tumbuh bersama melalui media yang kreatif dan relevan dengan zaman. Salam Inspiratif!HIMATIKA INAMISPenulis Nur Laela Romadhoni

gambar

beritaKamis, 28 November 2024

Diskusi Prodi PAI UINSA Dan INAMIS Dalam Perancangan Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBE)

Lamongan, 20 November  2024 inamis.ac.id - Kunjungan tim manajemen dan prodi Pendidikan Agama Islam institut Alif Muhammad Imam Syafi'i (INAMIS) ke UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dalam rangka diskusi dan evaluasi rancangan kurikulum prodi PAI INAMIS. Hasil diskusi ini di harapkan mampumenjadi pijakan baru dalam merancang penyusunan kurikulum yang lebih relevan dan berbasis Outcome-Based Education (OBE). Kurikulum yang Visioner dan Relevan Diskusi ini mengupas tuntas kerangka kurikulum PAI yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI). Salah satu poin utama yang disoroti adalah pengembangan kurikulum untuk menghadapi kebutuhan generasi Alpha, abad ke-21, dan pasar kerja global.Kami ingin memastikan bahwa lulusan kami tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga kompeten secara global, kritis, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata Dr. Muhammad Fahmi (Ketua Prodi PAI UINSA).  Ke depan, kurikulum harus disusun berdasarkan Outcome-Based Education (OBE). Pendekatan OBE dalam kurikulum menitikberatkan pada capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang melahirkan pendidik profesional, peneliti pendidikan agama, serta pengembang media ajar berbasis teknologi. Strategi pembelajaran yang digunakan mengedepankan Student-Centered Learning (SCL), Problem-Based Learning (PBL), dan Project-Based Learning (PjBL). Kekuatan dan Tantangan Kurikulum Menurut Achmad Adharul Ja'fari, MH (Ketua LPM INAMIS), kurikulum berbasis OBE memiliki keunggulan yang relevan dengan kebutuhan generasi digital, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan sains, dan mendukung keterampilan abad ke-21, seperti komunikasi, kerja sama, dan inovasi. Seharusnya ada solusi cepat untuk masalah seperti proses sinkronisasi kurikulum, kekurangan infrastruktur digital, dan kurangnya pelatihan dosen dalam penerapan teknologi. Hasil diskusi ini mencakup poin-poin penting berikut: Dosen harus ditingkatkan melalui pelatihan berbasis teknologi dan pendekatan OBE; Pengembangan Infrastruktur Digital, yang memastikan ruang kelas berbasis teknologi dan akses internet memadai; Evaluasi Kurikulum Berkala, yang memastikan bahwa pembelajaran sesuai dengan prinsip OBE; Kolaborasi Eksternal, yang memungkinkan kerja sama dengan lembaga pendidikan lain untuk benchmarking dan pengembangan kurikulum dan inovasi. Hal ini diamini oleh Ketua Prodi PAI INAMIS, Muhammad Syafiq Mughni, M.Pd dan salah satu dosen PAI INAMIS, Bahtiyar Rifa’I, M.Pd.I.Kunjungan Tim INAMIS ke Prodi PAI FTK UINSA, yang mencakup agenda diskusi dan review kurikulum, menunjukkan bahwa pendidikan Islam tidak boleh stagnan, terutama di tengah tantangan yang dihadapi di era teknologi saat ini. Penggunaan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) oleh INAMIS menunjukkan bahwa pendidikan Islam memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman sambil mempertahankan nilai-nilai utama Islam. Tidak hanya institusi pendidikan yang bertanggung jawab atas tanggung jawab besar ini. Dengan mendukung kebijakan, menyediakan dana, dan memanfaatkan teknologi, pemerintah dan masyarakat harus berpartisipasi. Oleh karena itu, lulusan Prodi PAI tidak hanya menjadi guru yang berpengalaman, tetapi juga menjadi pemimpin transformasi yang siap membangun Indonesia emas di masa depan.